Jumat, 07 Oktober 2016

Mengenal Kurang Darah (Anemia) dan Darah Rendah

kurang darah (anemia)
Banyak orang yang keliru membedakan antara kurang darah (Anemia) dan darah rendah. Keduanya memang merupakan gangguan kesehatan yang menyerang darah, tapi perlu Anda ketahui bahwa kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda. Kebanyakan orang menganggap bahwa Anemia dan darah rendah merupakan gangguan kesehatan yang sama, padahal anemia dan darah rendah merupakan kondisi gangguan kesehatan yang berbeda. Simak yuk! ulasan berikut ini mengenai perbedaan antara anemia dan darah rendah, dan bagaimana cara mengatasinya.
Selain dikatakan sebagai sinonim (persamaan kata), kesalahpahaman lain yang dipercaya banyak orang terkait anemia dan penyakit darah rendah alias hipotensi itu adalah ketika seseorang diketahui menderita hipotensi (darah rendah), sudah pasti ia juga menderita anemia. Padahal keduanya juga tak selalu saling berkaitan. Singkatnya, "Kalau darah rendah itu tekanan darahnya yang rendah atau lemah, ini diukurnya dengan menggunakan tensi meter. Sedangkan anemia adalah butir darah merahnya yang berkurang, ini diukurnya pakai Hb meter".
Anemia atau kurang darah adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal, atau kondisi dimana seseorang tidak memiliki sel-sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang memadai ke setiap organ dan jaringan tubuhnya. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Akibat dari anemia adalah transportasi sel darah merah akan terganggu dan jaringan tubuh si penderita anemia akan mengalami kekurangan oksigen untuk menghasilkan energi sehingga akan mengganggu kinerja organ tubuh.
Penyebab Anemia - Anemia terutama disebabkan oleh kehilangan darah, kekurangan produksi sel darah merah atau perusakan sel darah merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh:
  1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C, serta unsur-unsur lain yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
  2. Perdarahan yang berlebihan, contohnya; wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki persediaan zat besi yang cukup.
  3. Kehamilan. Wanita yang sedang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
  4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus buntu, dan lain-lain dapat menyebabkan anemia.
  5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil KB, obat anti artritis, dll).
  6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini bisa menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
  7. Penyakit radang kronis seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena memengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
Gejala Anemia -  Gejalanya bervariasi, mulai dari kelelahan, muka pucat, jantung berdetak cepat tapi tak beraturan, sesak napas, nyeri dada, pening, gangguan kognitif, hingga tangan terasa dingin, begitu pula dengan kaki, serta sakit kepala.
Sedangkan kebalikan dari darah tinggi (hipertensi) yaitu darah rendah atau lengkapnya penyakit tekanan darah alias hipotensi menunjukkan kondisi dimana tekanan darah Anda lebih rendah dari tekanan darah normal yaitu 120/80 mmHg. Dalam hal ini 120 mmHg menunjukkan tekanan darah sistolik (tekanan darah saat terjadi kontraksi otot jantung) dan 80 mmHg merupakan tekanan darah diastolik (tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi atau tengah beristirahat).

Menurut pakar kesehatan, tekanan darah rendah baru dapat terjadi jika tekanan sistoliknya kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastoliknya di bawah 60 mmHg. Gejalanya antara lain; pening hingga terasa ingin pingsan, kurangnya konsentrasi, pandangan kabur, mual, demam, kulit pucat, sesak napas, kelelahan, depresi dan mendadak haus. 
Dilihat dari gejalanya, dapat dikatakan keduanya hampir mirip karena sama-sama menyerang darah. Hanya saja tampaknya tekanan darah rendah memperlihatkan gejala yang lebih parah daripada anemia. Jika darah rendah dibiarkan begitu saja tanpa penanganan, maka akan menimbulkan komplikasi yang berdampak pada kerusakan organ jantung dan gangguan endokrin maupun neurologis.

Tips Mencegah Anemia (Kurang Darah)
  • Makan makanan yang mengandung zat besi (daging, kacang, sayuran berwana hijau gelap, dan buah). Makanan yang mengandung zat besi penting untuk mereka yang membutuhkan zat besi tinggi seperti pada anak-anak, wanita menstruasi dan wanita hamil.
  • Makan makanan yang mengandung folat ( jeruk, pisang,  sereal,  dan pasta).
  • Makan makanan yang mengandung Vitamin B-12 (daging dan susu)
  • Makan makanan yang mengandung vitamin C (jeruk, melon,  dan buah beri)
  • Menghindari minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, seperti kopi, teh, anggur merah, dan alkohol.
  • Untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil, sebaiknya periksa kesehatan saat hamil dan meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat besi.

Sumber:
health.detik.com
majalahkesehatan.com
dokita.co
www.pengobatantradisional.info

Tidak ada komentar:

Posting Komentar